KabarTifa- Pasar kripto sedang dilanda badai. Bitcoin dan sejumlah altcoin utama mengalami penurunan signifikan sejak akhir pekan lalu. Ketidakpastian global, terutama kebijakan tarif baru Presiden Donald Trump yang dijadwalkan rilis 2 April 2025, menjadi biang keladinya. Volatilitas diperkirakan akan meningkat tajam dalam beberapa hari mendatang. Konsolidasi harga akan berlanjut hingga arah kebijakan menjadi lebih jelas, dan para pelaku pasar harus bersiap menghadapi situasi penuh risiko.
Kekhawatiran atas tarif Trump kembali mencuat setelah rencana pengenaan tarif tambahan terhadap Meksiko, Kanada, dan Tiongkok diumumkan. Langkah ini memicu reaksi keras dari negara-negara tersebut yang mengancam akan membalas dengan tarif serupa. Trump sebelumnya telah meneken tiga perintah eksekutif yang memberlakukan tarif 25% untuk sebagian besar impor dari Meksiko dan Kanada, tambahan tarif 10% untuk barang-barang dari Tiongkok, serta tarif 10% untuk energi dari Kanada. Pemerintah Trump beralasan kebijakan ini untuk keamanan nasional, pengendalian imigrasi ilegal, dan peredaran fentanyl. Namun, pendekatan ini dinilai menyimpang dari kebijakan perdagangan tradisional AS yang mengedepankan diplomasi. Tarif yang diterapkan berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional ini memiliki tenggat waktu yang tidak pasti, menambah kekhawatiran pasar global. Kanada bahkan telah menyatakan akan membalas dengan tarif 25% untuk barang-barang AS senilai lebih dari $150 miliar.
Dampaknya sudah terasa di berbagai sektor. Industri otomotif dan energi terpukul akibat gangguan rantai pasok. Nilai tukar peso Meksiko dan dolar Kanada melemah, sementara pasar saham dan obligasi AS juga bergejolak. Di pasar kripto, ketidakpastian ekonomi ini memicu penurunan minat terhadap aset berisiko seperti Bitcoin. Meskipun sering disebut sebagai aset lindung nilai, kripto belum sepenuhnya terbukti sebagai tempat aman saat krisis. Volatilitas tinggi dan penurunan volume perdagangan mencerminkan keraguan investor. Biaya produksi penambangan juga meningkat akibat tarif atas komponen teknologi dari Tiongkok, menambah tekanan bagi pelaku industri, terutama yang berskala kecil. Kekhawatiran akan regulasi yang lebih ketat juga menambah ketidakpastian.
Harga Bitcoin saat ini menguji batas bawah konsolidasinya di sekitar $80.500, mengindikasikan tekanan jual jangka pendek. Koreksi ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik menjelang pengumuman tarif Trump. Meski demikian, data on-chain menunjukkan investor besar masih melakukan akumulasi bertahap. Secara teknikal, selama Bitcoin bertahan di atas $80.000, struktur harga masih sehat. Penurunan saat ini lebih mencerminkan aksi ambil untung jangka pendek dan reaksi pasar terhadap ketidakpastian global. Jika pengumuman tarif tidak menimbulkan eskalasi atau memberikan arah yang lebih jelas, Bitcoin berpotensi menguat kembali. Sentimen makro lainnya relatif mendukung pasar kripto. Likuiditas global masih tinggi, inflasi AS menunjukkan tanda-tanda penurunan, dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menciptakan ruang pertumbuhan bagi aset berisiko. Tekanan saat ini dinilai temporer dan tidak mengubah arah jangka menengah Bitcoin. Analis memperkirakan, jika respons pasar terhadap keputusan tarif Trump kondusif, Bitcoin berpeluang menembus $83.000. Namun, jika eskalasi terjadi, tekanan jual bisa meningkat.
Kesimpulannya, pasar kripto sedang menghadapi ketidakpastian menjelang keputusan tarif Trump. Dampaknya terasa di pasar aset digital. Namun, selama tekanan ini tidak mengubah struktur jangka menengah, investor masih melihat peluang pemulihan.
Disclaimer: Semua konten di kabartifa.id bertujuan informatif. Artikel di kabartifa.id bukan nasihat investasi atau saran trading. Lakukan riset sebelum berinvestasi pada mata uang kripto karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
