KabarTifa- Analis kripto, Digital Nomad Woman, menyatakan kekhawatirannya terhadap pergerakan Bitcoin (BTC) setelah gagal menembus resisten US$109.000 – US$110.000. Meskipun sempat melewati level psikologis US$100.000 dua pekan lalu, momentum bullish dinilai melemah. Menurut Nomad, Bitcoin membutuhkan kekuatan nyata, bukan hanya harapan pasar, untuk menembus resisten tersebut.
"BTC menembus support US$100.000, saya sudah bilang targetnya antara US$98.000 hingga US$110.000. Tapi setelah dua minggu, dorongan bullishnya justru melemah," ungkap Nomad dalam analisisnya di akun media sosialnya pada Minggu (6/7/2025). Ia menyoroti kegagalan Bitcoin untuk menembus level tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$110.900, bahkan hanya untuk retest pun gagal. Selama lima hari berturut-turut, harga terjebak di kisaran US$109.000 – US$110.000.

Nomad menekankan bahwa kekuatan pasar yang nyata dibutuhkan untuk mengatasi resisten tersebut. "Bitcoin tidak bisa menembus batas resisten dengan yang namanya harapan. Aset itu harus menembus dengan kekuatan, dan kekuatan itu sekarang sedang memudar," tegasnya. Ketidakmampuan Bitcoin mempertahankan breakout dan mendorong harga lebih tinggi mengindikasikan potensi koreksi lebih lanjut.
Analisis Nomad ditutup dengan nada sinis namun realistis: "Tapi ya sudahlah, mari kita tetap tinggal di dunia delusi." Sebelumnya, Bitcoin sempat diprediksi akan mencapai kembali ATH di kisaran US$111.000, namun penurunan terjadi sebelum target tercapai. Pada Senin (7/7/2025) pagi, harga Bitcoin berada di US$109.050, naik 0,80 persen dalam 24 jam terakhir (data Coingecko). Kegagalan menembus US$110.000 menimbulkan pertanyaan besar akan arah pergerakan Bitcoin selanjutnya.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan informatif dan bukan sebagai saran investasi atau trading. Investasi kripto berisiko tinggi. Lakukan riset sebelum berinvestasi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
