KabarTifa- Samson Mow, CEO JAN3, kembali membuat heboh dunia kripto. Lewat akun X-nya, ia menyatakan harga Bitcoin (BTC) seharusnya sudah mencapai US$ 10 juta per koin andai dunia memahami potensinya. Pernyataan berani ini menimbulkan perdebatan di kalangan investor.
Mow menekankan bahwa Bitcoin bukan sekadar aset spekulatif, melainkan fondasi sistem keuangan terdesentralisasi. Ia menilai "kesenjangan pemahaman" menjadi penyebab utama harga BTC belum melesat ke angka fantastis tersebut. Menurutnya, banyak pihak, termasuk institusi keuangan dan regulator, belum sepenuhnya mengerti potensi revolusioner Bitcoin.

Pandangan Mow didukung banyak maximalist Bitcoin. Seorang komentator bahkan menyatakan, "Jika semua orang memahami keunikan Bitcoin—aset terlangka dan transparan dengan suplai terbatas—harga BTC tak mungkin di bawah US$ 200.000."
Dukungan terhadap prediksi harga tinggi Bitcoin tak hanya datang dari kalangan maximalist. Berbagai sumber berita, termasuk newsbtc.com, menyebutkan bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan aktif membeli Bitcoin. Bahkan, manajer hedge fund ternama, Hugh Hendry, berencana menjual rumahnya senilai US$ 35 juta untuk membeli BTC senilai US$ 10 juta.
Richard Teng, CEO Binance, menambahkan bahwa permintaan Bitcoin dari kalangan high-net-worth individuals dan sovereign wealth funds meningkat pesat. Hal ini menunjukkan keyakinan akan pertumbuhan BTC sebagai aset lindung nilai jangka panjang. Akumulasi besar-besaran oleh institusi seperti MicroStrategy, serta ekspansi ETF dan dukungan kebijakan yang kondusif semakin memperkuat sentimen bullish jangka panjang.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan informatif dan bukan sebagai saran investasi atau ajakan trading. Investasi kripto berisiko tinggi dan volatil. Lakukan riset menyeluruh sebelum berinvestasi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
