KabarTifa- Dunia kripto digemparkan oleh insiden dramatis yang menimpa jaringan blockchain Cardano pada Jumat lalu. Sebuah transaksi misterius, yang dijuluki "transaksi beracun," menyebabkan jaringan terpecah menjadi dua rantai berbeda. Kejadian ini memicu kepanikan di kalangan komunitas, membuat harga ADA (koin Cardano) merosot tajam, dan bahkan menyeret FBI dalam penyelidikan.
Menurut laporan dari Intersect, lembaga yang mengelola ekosistem Cardano, masalah bermula ketika transaksi delegasi yang bermasalah lolos validasi pada node versi baru, namun ditolak oleh node versi lama. Perbedaan ini memicu fork mendadak, di mana sebagian operator membangun blok di rantai dengan transaksi "beracun," sementara yang lain tetap berada di rantai "sehat." Intersect menjelaskan bahwa akar masalah terletak pada bug di pustaka perangkat lunak inti yang luput dari deteksi kode validasi.

Pendiri Cardano, Charles Hoskinson, melalui platform X (Twitter), menyebut insiden ini sebagai "serangan terencana" oleh seorang stake pool operator yang tidak puas dan berniat merusak reputasi Input/Output Global (IOG). Dampaknya langsung terasa, dengan harga ADA anjlok lebih dari 6% dalam hitungan jam.
Menanggapi krisis ini, tim pengembang dan operator node segera bergerak cepat. Patch baru dirilis dan operator diinstruksikan untuk memperbarui perangkat lunak mereka agar kembali tersinkronisasi di rantai utama. Intersect juga mengonfirmasi bahwa dompet yang mengirim transaksi bermasalah telah diidentifikasi, dan pihak berwenang, termasuk FBI, telah dilibatkan dalam penyelidikan lebih lanjut.
Kejutan datang ketika seorang pengguna X bernama Homer J. mengaku bertanggung jawab atas transaksi yang menyebabkan kekacauan tersebut. Dalam permintaan maafnya, ia menyatakan bahwa tindakannya adalah tantangan pribadi untuk mereproduksi transaksi buruk yang pernah ia lihat. Ia juga mengklaim menggunakan instruksi yang dihasilkan AI dan membantah motif finansial dalam aksinya. Homer J. menegaskan bahwa ia tidak menjual atau melakukan short ADA, tidak bekerja sama dengan pihak lain, dan tidak memiliki niat jahat. Ia menyebut kejadian ini sebagai kecerobohan yang sangat disesalinya.
Intersect meyakinkan bahwa tidak ada dana pengguna yang hilang akibat insiden ini. Sebagian besar dompet ritel menggunakan komponen node yang mampu menangani transaksi bermasalah dengan aman. Hoskinson juga menegaskan bahwa jaringan Cardano tidak pernah benar-benar mati, meskipun pengguna mengalami gangguan dan beberapa bursa menghentikan sementara layanan deposit dan penarikan.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa bahkan jaringan blockchain besar seperti Cardano rentan terhadap bug tak terduga. Satu transaksi yang cacat dapat memicu perpecahan jaringan, gejolak harga, dan tekanan besar pada komunitas. Cardano kini menghadapi proses pemulihan yang diperkirakan memakan waktu berminggu-minggu untuk mengembalikan kepercayaan pengguna dan stabilitas ekosistemnya. Informasi ini dilansir dari kabartifa.id.

