KabarTifa- Ethereum (ETH) melesat hingga menyentuh angka US$2.600, jauh melampaui titik terendah US$1.800 beberapa waktu lalu. Hal ini diungkapkan oleh seorang analis pasar kripto ternama, yang dikenal dengan akun @Astronomer di platform X, Selasa (8/7/2025). Namun, yang menarik, kenaikan signifikan ETH ini justru diabaikan sebagian besar pasar altcoin.
Astronomer mencatat perubahan penting pada premi spot versus pasar perpetual (perps), terutama di Binance dan Coinbase. Premi spot yang tadinya negatif kini berbalik positif—sinyal yang menurutnya menjadi alasan utama akumulasi besar-besaran ETH saat harga berada di titik terendah. "Kadang, analisis sederhana cukup, selama tidak ada yang memperhatikan," cuit Astronomer.

Ironisnya, sementara ETH menguat, pasar justru ramai membicarakan altcoin baru, banyak di antaranya bahkan belum genap setahun. Padahal, ETH merupakan fondasi lebih dari 80% altcoin lain (kecuali koin meme), namun tetap diabaikan. Inilah yang dilihat Astronomer sebagai peluang emas. Saat publik terlena tren baru, para investor besar diam-diam mengakumulasi aset inti seperti ETH.
"Pergeseran spot ini saya sebut sebagai ‘tanda diam-diam’ dari pergerakan institusi dan pelaku pasar," tambah Astronomer. Ia memprediksi target selanjutnya ETH adalah US$3.000. Dengan sentimen pasar yang masih lesu, namun data on-chain dan struktur harga menunjukkan kekuatan, skenario ini dinilai sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat. "Pergerakan ETH sejauh ini sangat baik. Gain yang bagus, masih ada banyak upside ke depan, sementara para bear mulai kesakitan," tutup Astronomer.
Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di kabartifa.id bertujuan informatif. Artikel ini bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi dan volatil. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
