KabarTifa- Kembalinya Motorola ke pasar Indonesia bukan sekadar berita biasa. Ini adalah pernyataan tegas dari raksasa teknologi ini untuk merebut kembali pangsa pasar yang pernah mereka kuasai. Lebih dari sekadar "comeback", strategi Motorola kali ini terbilang agresif, mengusung filosofi "Smarter Technology for All" dan pendekatan "local for local" yang diklaim akan merevolusi lanskap smartphone Tanah Air.
Bukan hanya sekedar janji, Motorola telah menunjukkan komitmen nyata dengan investasi besar di Indonesia. Kemitraan strategis dengan PTSN, salah satu produsen EMS terbesar di Indonesia, memastikan produksi berkualitas tinggi dan skala besar. Lebih jauh lagi, Motorola bahkan melakukan produksi PCBA secara end-to-end di dalam negeri, serta melokalisasi komponen penting seperti charger dan kemasan. Langkah ini bukan hanya cerdas secara bisnis, tetapi juga menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap perekonomian Indonesia.

Bagus Prasetyo, Country Head of Motorola Indonesia, menjelaskan strategi "local for local" ini tak hanya mencakup produksi, tetapi juga pengembangan kemitraan lokal, modifikasi perangkat lunak dan aplikasi, serta perekrutan tenaga kerja lokal. Sertifikasi TKDN dan POSTEL pun telah dikantongi, memastikan kesiapan penuh untuk peluncuran produk perdana pada Februari 2025. "Kami percaya dengan menggabungkan keahlian global kami dengan pendekatan lokal, kami dapat melayani konsumen Indonesia dengan lebih baik," tegas Bagus.
Prospek pasar smartphone Indonesia memang menjanjikan. IDC memprediksi pertumbuhan signifikan hingga lima tahun ke depan, didorong oleh penetrasi internet mobile, adopsi platform digital, dan ekspansi jaringan 5G. Motorola melihat peluang ini dan bertekad untuk tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga mengantisipasinya. Lini smartphone terbaru mereka dijanjikan akan memadukan gaya dan performa, menetapkan standar baru di industri.
"Kami telah menciptakan sesuatu yang luar biasa untuk gaya hidup konsumen Indonesia," tambah Bagus, mengindikasikan produk-produk yang akan segera meluncur. Dibawah naungan Lenovo, perusahaan teknologi global dengan pendapatan US$62 miliar, Motorola tampaknya siap untuk pertarungan besar di pasar smartphone Indonesia. Akankah strategi "local for local" ini berhasil? Kita tunggu saja gebrakan mereka di Februari 2025. Yang jelas, kembalinya Motorola menandai babak baru yang menarik dalam persaingan industri smartphone di Indonesia.