KabarTifa- Harga Bitcoin (BTC) di awal tahun ini masih bergoyang tak menentu, membuat investor bertanya-tanya. Sepanjang Februari, BTC mengalami konsolidasi tanpa kenaikan signifikan, menurut laporan dari finbold.com yang dikutip kabartifa.id. Padahal, prediksi reli besar di awal tahun meleset, menimbulkan kekhawatiran pasar bearish. Namun, analisis teknikal jangka panjang justru menunjukkan potensi BTC mencapai US$ 200.000. TradingShot di TradingView melihat pola pergerakan harga BTC masih menanjak, meski ada tekanan jangka pendek.
Sejarah pergerakan harga Bitcoin menunjukkan pola parabola pada setiap kenaikan harga. Seiring waktu, volatilitasnya menurun seiring kematangan pasar. Mayer Multiple (MM) sebagai indikator utama menunjukkan penyimpangan harga BTC dari tren historis. Saat ini, BTC berada di bawah 1 Standar Deviasi (1SD) di atas rata-rata, pola yang pernah bertahan lama sebelum tren besar berubah.

Meskipun pelemahan jangka pendek terjadi, analisis jangka panjang menunjukkan pertumbuhan Bitcoin berlanjut. Dibandingkan siklus sebelumnya, BTC pernah mencapai MM 3SD di atas, namun pada bull run 2021 hanya mencapai MM 2SD.
Kapan Puncaknya?
Mengikuti pola siklus harga sebelumnya, Bitcoin membutuhkan sekitar 1.064 hari (152 minggu) dari harga terendah pasar bearish hingga puncaknya. Ini memperkirakan puncak berikutnya sekitar 6 Oktober 2025. Meskipun mungkin tidak mencapai MM 2SD seperti sebelumnya, tren saat ini mendukung potensi kenaikan hingga US$ 200.000 di akhir 2025.
Sentimen optimis ini diperkuat CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, yang tetap yakin dengan prospek jangka panjang Bitcoin. Ia menjelaskan koreksi hingga 30 persen setelah rekor harga tertinggi, misalnya turun ke US$ 77.000, bukan berarti awal pasar bearish, melainkan koreksi wajar dalam siklus kenaikan yang lebih besar.
Kondisi Pasar Bitcoin Saat Ini
Saat artikel ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di US$ 88.675, turun 6,60 persen dalam sepekan. Ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan perdagangan membebani pasar. Permintaan investor institusional melemah, terlihat dari outflow bersih US$ 540 juta dari ETF Bitcoin Spot di Amerika pekan lalu, menimbulkan kekhawatiran.
Meski demikian, banyak analis tetap optimis, mengingat pola siklus Bitcoin cenderung berulang. Jika tren berlanjut, BTC berpotensi mencetak rekor harga baru di 2025.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi. Kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.