KabarTifa- Gejolak ekonomi global kembali meningkat tajam menyusul rencana kebijakan tarif baru Donald Trump terhadap Meksiko dan Kanada. Dalam kampanye politiknya, Trump kembali menegaskan niat untuk menaikkan tarif impor, sebuah kebijakan proteksionis yang mengancam stabilitas ekonomi dunia. Ancaman kenaikan tarif signifikan dari dua negara mitra dagang utama AS ini memicu kekhawatiran akan gangguan rantai pasokan dan lonjakan harga barang. Reaksi pasar pun langsung terlihat, dengan Bitcoin, yang sebelumnya kokoh di atas US$85.000, kini tertekan dan diperdagangkan di bawah angka tersebut. Investor pun mulai mempertanyakan potensi penguatan Bitcoin di tengah ketidakpastian ini. Artikel ini akan mengulas dampak kebijakan tarif Trump terhadap pasar dan analisis teknikal Bitcoin terkini.
Kebijakan tarif Trump yang semakin agresif dalam beberapa bulan terakhir, dengan ancaman kenaikan tarif impor terhadap beberapa negara termasuk Meksiko dan Kanada, untuk melindungi industri dalam negeri AS, langsung membuat pasar saham melemah. Investor mulai mengurangi aset berisiko, termasuk saham dan kripto, karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Bitcoin, sebagai aset spekulatif, turut terdampak, investor beralih ke aset yang lebih aman seperti emas dan obligasi pemerintah AS.

Di tengah tekanan ekonomi ini, industri kripto juga mencatat perkembangan penting dengan peresmian dana cadangan Bitcoin. Dana ini bertujuan menstabilkan pasar dan menarik investasi institusional. Namun, dalam jangka pendek, sentimen pasar yang dipengaruhi kebijakan makroekonomi masih lebih dominan daripada dampak positif inisiatif tersebut.
Analisis Harga Bitcoin:
Saat ini, Bitcoin masih berada di bawah US$85.000, menunjukkan tekanan jual yang berlanjut. Namun, tanda-tanda jenuh jual mulai terlihat. Salah satu indikatornya adalah bullish divergence pada RSI di grafik harian. Kondisi ini, di mana harga Bitcoin turun namun RSI naik, mengindikasikan pelemahan momentum penurunan. Jika berlanjut, Bitcoin berpotensi pulih dalam waktu dekat.
Selain itu, volume perdagangan mulai menurun, menunjukkan penjual mulai kehabisan momentum. Jika situasi ini berlanjut, pembeli bisa kembali masuk dan mendorong harga naik. Batas bawah utama berada di US$75.000. Jika tertembus, Bitcoin berpotensi terkoreksi lebih dalam hingga US$70.000. Namun, jika bertahan di atas US$75.000, potensi kenaikan ke US$85.000 hingga US$90.000 masih terbuka.
Dinamika makroekonomi tetap menjadi penentu utama. Jika kekhawatiran tarif mereda atau Federal Reserve melonggarkan kebijakan moneter, Bitcoin bisa menguat. Sebaliknya, jika ketidakpastian ekonomi berlanjut, Bitcoin mungkin akan berkonsolidasi sebelum menemukan momentum baru.
Kesimpulan:
Rencana tarif baru Trump telah memberikan tekanan tambahan pada pasar keuangan, termasuk Bitcoin. Kenaikan tarif berpotensi memperburuk hubungan dagang, meningkatkan inflasi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi, membuat investor lebih berhati-hati. Bitcoin saat ini di bawah US$85.000, tetapi tanda-tanda jenuh jual mulai terlihat. Indikator teknikal menunjukkan pelemahan momentum bearish. Selama batas bawah US$75.000 bertahan, peluang pemulihan masih ada. Jika sentimen ekonomi membaik, Bitcoin berpotensi kembali menguat dan menembus US$85.000 hingga US$90.000.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan informatif dan bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi. Lakukan riset sebelum berinvestasi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.