Bitcoin Nyaris Jebol US$90.000, Sejarah Berulang?

KabarTifa- Bitcoin (BTC) nyaris saja menutup pekan di bawah US$90.000 untuk pertama kalinya sejak November 2024. Namun, di detik-detik akhir, harga kembali meroket setelah Presiden

admin

Bitcoin Nyaris Jebol US$90.000, Sejarah Berulang?

KabarTifa- Bitcoin (BTC) nyaris saja menutup pekan di bawah US$90.000 untuk pertama kalinya sejak November 2024. Namun, di detik-detik akhir, harga kembali meroket setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pembentukan cadangan strategis kripto. Meskipun harga Bitcoin di bulan Februari ditutup di angka US$84.299, grafik mingguan menunjukkan pola doji candle, menutup di US$94.222. Saat ini, Bitcoin sedang menguji kembali level support di US$85.000. Apakah ini sinyal kenaikan berkelanjutan atau hanya flash rally seperti di tahun 2019?

Mengacu pada data dari cointelegraph.com, situasi ini mengingatkan kita pada tahun 2019. Bitcoin kala itu mengalami tren penurunan panjang dari Juni hingga Oktober. Namun, pernyataan dukungan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, terhadap teknologi blockchain di Oktober 2019, langsung memicu lonjakan harga BTC. Sayangnya, euforia tersebut tak bertahan lama. Penindakan keras pemerintah Tiongkok terhadap aktivitas kripto, termasuk penambangan Bitcoin, membuat harga kembali anjlok dalam 30 hari setelah lonjakan awal.

Bitcoin Nyaris Jebol US.000, Sejarah Berulang?
Gambar Istimewa : cryptoharian.com

Analis kripto, yang dikenal dengan julukan "Cold Blooded Shiller", melihat kemiripan antara lonjakan harga akibat pernyataan Trump dan lonjakan harga akibat pernyataan Xi Jinping. Kedua peristiwa tersebut menunjukkan pola pergerakan harga yang serupa. Di 2019, Bitcoin menguji ulang level US$10.000, sementara di 2025, Bitcoin kembali ke area US$95.000. Ia memperingatkan bahwa kenaikan yang didorong sentimen seringkali tak berumur panjang karena minimnya fundamental yang mendukung.

Trader kripto papan atas, Magus, senada. Ia menyatakan bahwa Bitcoin perlu menembus beberapa level penting agar kenaikan berlanjut. Kegagalan menembus level tersebut mengindikasikan kemungkinan besar kenaikan hanya bersifat sementara sebelum kembali turun. Magus menyebut lonjakan ini lebih didorong sentimen daripada kekuatan pasar riil, mengingatkan pada fenomena "Xi-Pump" di tahun 2019.

Baca Juga:  Bitcoin Tembus US$300.000? Kripto Ini Siap Menggila!

Data dari Glassnode menunjukkan tren saat ini masih dalam fase distribusi, bukan akumulasi. Artinya, investor besar cenderung menjual Bitcoin daripada membelinya. Beberapa indikator utama Glassnode menunjukkan hal tersebut. Glassnode juga mencatat siklus akumulasi dan distribusi bergantian dalam rentang 57-65 hari. Dengan skor tren terbaru di angka 0,9, Glassnode berpendapat investor besar masih cenderung menjual, dan belum ada tanda-tanda peralihan ke fase akumulasi.

Disclaimer: Seluruh konten di kabartifa.id bertujuan informatif. Artikel ini bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi dan volatil. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.

Ikuti Kami di Google News

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer