KabarTifa- Harga Bitcoin (BTC) masih bergoyang di kisaran US$94.000 hingga US$100.000, menunjukkan ketidakpastian pasar yang cukup signifikan. Meskipun sempat naik tipis 0,16 persen ke angka US$96.907, sentimen investor tetap lemah, dibuktikan dengan arus keluar dana mencapai US$430 juta dari ETF Bitcoin spot di AS pekan lalu. Tekanan dari investor institusional semakin memperkeruh situasi.
Mengutip finbold.com, prediksi AI kembali menjadi sorotan. Menjelang 1 Maret 2025, berbagai model AI memproyeksikan harga rata-rata BTC di angka US$96.256, sedikit di bawah harga saat ini. Namun, perlu diingat bahwa prediksi antar model AI menunjukkan perbedaan yang cukup mencolok.

Analis teknikal mengamati pergerakan BTC yang terjebak dalam rentang harga tertentu, dengan resistensi di US$106.800 dan support di sekitar US$91.700. Upaya Bitcoin menembus level tengah di US$99.048 (bertepatan dengan EMA 50 hari) beberapa kali gagal. Level ini menjadi penentu penting arah pergerakan selanjutnya.
Selain faktor teknikal, kondisi ekonomi global juga turut memengaruhi. Investor akan mencermati rapat The Fed dan data klaim pengangguran AS. Kekhawatiran inflasi yang tinggi membuat kemungkinan penurunan suku bunga masih rendah. Suku bunga tinggi cenderung membuat investor lebih berhati-hati terhadap aset berisiko seperti Bitcoin.
Disclaimer: Seluruh konten di kabartifa.id bertujuan informatif. Artikel ini bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto memiliki risiko tinggi dan volatil. Lakukan riset menyeluruh sebelum berinvestasi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
Editor: BobonSyah