KabarTifa- Data inflasi Amerika Serikat bulan Februari sukses membuat pasar keuangan gempar. Angkanya lebih rendah dari prediksi, memicu sentimen positif yang signifikan, terutama bagi Bitcoin. Setelah pengumuman tersebut, harga Bitcoin langsung melesat menembus angka $80.000.
Turunnya inflasi meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga. Hal ini mendorong investor kembali melirik aset berisiko, termasuk Bitcoin. Optimisme membuncah, volume transaksi pun ikut meningkat.

Inflasi AS yang meleset dari perkiraan menunjukkan bahwa tekanan harga mulai mereda. Core CPI (inflasi inti) naik hanya 0,2% secara bulanan, lebih rendah dari prediksi 0,3% dan jauh di bawah angka bulan sebelumnya (0,4%). Secara tahunan, Core CPI tercatat 3,1%, turun dari 3,3%. Sementara inflasi umum (Headline CPI) naik 0,2% (bulan lalu 0,5%), dan secara tahunan turun dari 3% menjadi 2,8%, lebih rendah dari perkiraan 2,9%.
Kejutan ini cukup mengejutkan banyak pihak. Selama beberapa bulan terakhir, ekonomi AS menghadapi tantangan dari kebijakan moneter ketat The Fed yang mempertahankan suku bunga tinggi. Namun, data inflasi terbaru memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga. Jika benar terjadi, likuiditas di pasar akan meningkat, dan harga aset berisiko, termasuk Bitcoin, berpotensi terus menguat. Pemangkasan suku bunga juga bisa meredakan tekanan di sektor keuangan, meningkatkan kepercayaan investor.
Meski begitu, The Fed masih berhati-hati. Beberapa pejabat menyatakan ingin melihat tren inflasi yang lebih konsisten sebelum memutuskan melonggarkan kebijakan. Pasar akan terus memantau perkembangan data ekonomi lainnya untuk gambaran yang lebih jelas.
Setelah rilis data inflasi, Bitcoin langsung menguat signifikan, menembus $80.000, didorong optimisme pemangkasan suku bunga. Volume transaksi meningkat, menunjukkan minat investor yang kembali membaik.
Dalam beberapa minggu terakhir, Bitcoin sempat tertekan akibat ketidakpastian global dan kebijakan moneter The Fed. Namun, inflasi yang mulai melandai mengubah segalanya. Aktivitas akumulasi dari investor besar (whale) juga mendukung kenaikan ini. Pembelian BTC dalam jumlah besar oleh whale menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap aset ini.
Selain faktor makroekonomi, perkembangan positif di industri kripto turut berkontribusi. Beberapa perusahaan besar kembali menunjukkan minat pada aset digital, dengan peningkatan investasi di Bitcoin ETF dan regulasi yang lebih mendukung.
Namun, volatilitas tetap menjadi perhatian. Koreksi tajam sebelumnya akibat likuidasi di pasar Ethereum memicu kekhawatiran. Pergerakan pasar saham AS juga masih berpengaruh pada Bitcoin.
Analis memperkirakan, jika Bitcoin bertahan di atas $80.000, potensi apresiasi lebih lanjut terbuka, dengan target harga di kisaran $94.000 hingga $100.000 dalam beberapa bulan ke depan, jika sentimen positif berlanjut. Namun, perubahan ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed bisa menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan. Investor perlu waspada.
Kesimpulannya, data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan mengejutkan pasar, meningkatkan optimisme terhadap pemangkasan suku bunga. Bitcoin merespons positif, menembus $80.000, menunjukkan pemulihan setelah periode volatilitas tinggi. Peningkatan volume transaksi dan akumulasi oleh investor besar menunjukkan minat yang menguat. Namun, volatilitas pasar tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai.
Disclaimer: Semua konten di kabartifa.id bertujuan informatif. Artikel di kabartifa.id bukan nasihat investasi atau saran trading. Sebelum berinvestasi di mata uang kripto, lakukan riset menyeluruh karena kripto aset volatil dan berisiko tinggi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.