KabarTifa- Bitcoin (BTC) masih bertengger di atas US$100.000, namun kenaikannya terhambat. Analis on-chain, Darkfost, melalui akun X-nya, menunjuk pasar derivatif sebagai biang keladinya. Data CryptoQuant menunjukkan peningkatan posisi short—taruhan penurunan harga Bitcoin—dalam beberapa hari terakhir. Indikator cumulative net taker volume yang berada di zona negatif sejak Bitcoin menembus US$100.000, menunjukkan penjual lebih agresif daripada pembeli, sehingga tekanan jual menghambat kenaikan harga.
Darkfost menjelaskan, banyak trader masih ragu Bitcoin akan segera mencetak rekor harga baru. Ironisnya, pasar seringkali bergerak berlawanan dengan sentimen mayoritas trader. Jika banyak yang memprediksi penurunan harga, dan harga justru naik, maka akan terjadi short squeeze—pembelian paksa oleh trader short untuk menutup posisi. "Pasar suka membuktikan mereka salah," ujar Darkfost.

Pandangan senada disampaikan Daan Crypto Trades. Ia mengamati Bitcoin diperdagangkan di bawah zona resisten kunci, menunggu potensi breakout menuju fase price discovery. Kenaikan tajam April lalu, yang dipicu meredanya ketegangan perdagangan, kini melambat di sekitar US$108.000. Meskipun Bitcoin sempat mengungguli pasar saham, kini ia tertahan dalam kisaran sempit US$90.000 hingga US$110.000.
Daan menyebut situasi ini sebagai "trap in range", dengan US$90.000 sebagai batas bawah. Penembusan di bawah level tersebut akan menandakan hilangnya struktur range yang belum pernah terjadi dalam siklus ini. Meski optimistis selama harga di atas US$90.000, Daan memperingatkan potensi koreksi jangka pendek jika pasar saham terkoreksi terlebih dahulu, mengingat kenaikan saham yang signifikan dalam sebulan terakhir.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan informatif dan bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.