Bitcoin Tersungkur, Lalu Bangkit! Apa yang Terjadi?

KabarTifa- Gejolak pasar global akibat konflik dagang Amerika Serikat dan China sempat membuat Bitcoin (BTC) merosot tajam hingga di bawah US$ 95.000 pada 9 Februari.

admin

Bitcoin Tersungkur, Lalu Bangkit! Apa yang Terjadi?

KabarTifa- Gejolak pasar global akibat konflik dagang Amerika Serikat dan China sempat membuat Bitcoin (BTC) merosot tajam hingga di bawah US$ 95.000 pada 9 Februari. Laporan mengenai rencana China untuk mengenakan tarif impor energi dari AS, termasuk minyak mentah dan gas alam cair, menjadi pemicunya. Namun, drama belum berakhir. Keesokan harinya, 10 Februari, Bitcoin bangkit kembali ke level US$ 97.000 setelah Presiden Trump membalas dengan menaikkan tarif impor baja dan aluminium sebesar 25 persen.

Meski harga Bitcoin pulih, minat investor institusional masih lesu. Data dari kabartifa.id mengutip cointelegraph.com menunjukkan indikator utama seperti aliran dana ke ETF Bitcoin dan pasar derivatif, mengindikasikan pembelian besar masih terbatas. Delta skew 25 persen, yang mengukur perbandingan opsi jual dan beli, berada di angka 2 persen—menunjukkan pasar netral, namun lebih lemah dibanding -5 persen pada 1 Februari lalu. Permintaan kontrak berjangka Bitcoin dengan leverage juga berada di titik terendah empat bulan terakhir, dan premi tahunan Bitcoin futures turun ke 8 persen dari 11 persen di awal Februari, jauh di bawah ambang batas bullish 10 persen.

Bitcoin Tersungkur, Lalu Bangkit! Apa yang Terjadi?
Gambar Istimewa : cryptoharian.com

Penyebab utama melemahnya minat investor bukan semata faktor internal kripto, melainkan ketidakpastian ekonomi global. Meskipun Strategy, perusahaan Amerika, menginvestasikan US$ 742,3 juta untuk membeli Bitcoin antara 3 hingga 9 Februari, aliran dana ke ETF Bitcoin di AS hanya mencapai US$ 204 juta dalam periode yang sama. Investor semakin menghindari risiko, terlihat dari penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika dari 4,78 persen menjadi 4,5 persen dalam sebulan terakhir. Ini menunjukkan pergeseran investasi ke aset yang lebih aman seperti obligasi.

Kebijakan perdagangan agresif Trump juga menambah kekhawatiran. Tarif baru pada baja dan aluminium meningkatkan ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global, membuat investor menunda ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed. Situasi diperparah oleh peringatan Moody’s pada 10 Februari tentang potensi penurunan peringkat kredit AAA bank dunia jika dukungan lembaga keuangan multilateral berkurang, serta laporan penurunan penjualan McDonald’s sebesar 1,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga:  Dogecoin Meroket! Pertanda Apa Ini?

Disclaimer: Artikel ini bertujuan informatif dan bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi. Lakukan riset sebelum berinvestasi.

Ikuti Kami di Google News

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer