KabarTifa- Tanggal 21 April 2025, pasar keuangan dihebohkan oleh lonjakan harga emas dan Bitcoin secara bersamaan. Emas menyentuh rekor tertinggi US$ 3.362 per ons, sementara Bitcoin melesat hingga US$ 86.000. Fenomena ini menarik perhatian, terutama karena biasanya kedua aset ini bergerak berlawanan arah. Kenaikan emas umumnya dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global, sementara Bitcoin, sebagai aset berisiko tinggi, biasanya mengalami penurunan saat pasar bergejolak. Namun, kali ini keduanya kompak meroket.
Kenaikan emas dipicu oleh meningkatnya permintaan sebagai aset safe haven di tengah inflasi tinggi dan ketidakstabilan geopolitik. Analis memprediksi harga emas masih berpotensi naik hingga US$ 3.450. Sementara itu, lonjakan Bitcoin memicu berbagai spekulasi. Beberapa analis menunjuk pada masuknya investasi institusional, peningkatan minat ETF Bitcoin, dan berkurangnya tekanan jual dari aset kripto lainnya sebagai faktor pendorong.

Namun, Peter Schiff, ekonom terkenal yang dikenal sebagai kritikus kripto, mencurigai adanya sesuatu yang janggal. Melalui akun media sosial X, ia menyiratkan bahwa kenaikan Bitcoin mungkin upaya untuk mengalihkan perhatian dari rekor harga emas yang baru saja tercipta. Meskipun data menunjukkan korelasi positif, namun lemah, antara Bitcoin dan emas (sekitar 0,23 dalam sebulan terakhir), pergerakan ini tetap menimbulkan pertanyaan.
Beberapa pengamat berpendapat bahwa lonjakan bersamaan ini menandakan perubahan persepsi investor terhadap Bitcoin. Bitcoin mulai dianggap sebagai pelengkap emas, bukan lagi sebagai pesaing. Aset digital ini kini dianggap sebagai pelindung nilai modern dalam portofolio investasi.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan informatif dan bukan sebagai rekomendasi investasi atau saran trading. Investasi di aset kripto sangat berisiko dan volatil. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang Anda alami. Lakukan riset mendalam sebelum berinvestasi.