KabarTifa- Laporan terbaru Hana Institute of Finance mengungkap fakta mengejutkan: lebih dari seperempat warga Korea Selatan berusia 20 hingga 50 tahun memiliki aset kripto, yang menyumbang 14% dari total portofolio keuangan mereka. Temuan ini tertuang dalam laporan "Tren Investasi Aset Virtual Generasi 2050," yang dirilis minggu lalu. Yang lebih menarik, kelompok usia 40-an justru paling aktif berinvestasi kripto (31%), diikuti usia 30-an (28%) dan 50-an (25%). Uniknya, bagi investor berusia 50-an, kripto bukan sekadar investasi jangka pendek; 78% menggunakannya untuk menabung, bahkan berharap aset digital ini menopang masa pensiun mereka.
Minat investasi kripto di Korea Selatan terus meningkat. Data dari Wu Blockchain di platform X menunjukkan lonjakan jumlah investor rutin dari 10% menjadi 34%. Aktivitas jual beli jangka menengah meningkat, sementara perdagangan jangka panjang sedikit menurun. Perubahan signifikan juga terlihat pada cara investor mencari informasi; kini mereka lebih mengandalkan platform resmi dan alat analisis, bukan lagi sekadar informasi dari mulut ke mulut. Tujuh dari sepuluh responden menyatakan keinginan untuk menambah investasi kripto mereka. Namun, mereka berharap adanya regulasi yang lebih kuat dan keterlibatan lebih besar dari bank konvensional.

Bitcoin masih menjadi primadona, dimiliki 60% investor. Namun, seiring pengalaman, diversifikasi aset ke altcoin dan stablecoin meningkat. NFT dan token sekuritas (STO) masih belum populer. Yoon Sun-young dari Hana Financial Research Institute menekankan peran penting aset virtual dalam portofolio investasi dan berharap adanya kepastian hukum serta peran yang lebih besar dari sektor keuangan tradisional.
Namun, Eli lha Yune, Chief Product Officer di Anzaetek, melihat fenomena ini dari sudut pandang berbeda. Dalam German Blockchain Week, ia menyoroti kesulitan ekonomi generasi muda Korea Selatan, dengan tingkat pengangguran pemuda mencapai 6,6%, dua kali lipat rata-rata nasional. Kesulitan membeli rumah dan rendahnya imbal hasil investasi saham atau tabungan konvensional mendorong mereka mencari alternatif di kripto. Meskipun demikian, Yune mengingatkan bahwa banyak yang belum memahami teknologi di balik kripto dan hanya tergiur potensi keuntungan cepat.
Meskipun kekhawatiran soal volatilitas harga dan risiko penipuan masih ada, semakin banyak warga Korea Selatan yang menganggap kripto sebagai bagian penting dari strategi keuangan mereka. Tren ini menunjukkan potensi besar pasar kripto di Korea Selatan, namun juga menyoroti perlunya edukasi dan regulasi yang lebih baik. Semua informasi di kabartifa.id bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Investasi kripto berisiko tinggi, lakukan riset sebelum berinvestasi. Kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
