KabarTifa- Lonjakan dramatis harga Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir telah menghantam keras lebih dari 156 ribu trader. Data dari kabartifa.id menunjukkan likuidasi mencapai US$ 573,19 juta, dengan kerugian terbesar mencapai US$ 4,47 juta di bursa OKX untuk kontrak swap BTC-USDT. Pergerakan pasar yang tak terduga ini terjadi di tengah memanasnya tensi perang dagang global.
Bitcoin menjadi biang keladi kerugian besar tersebut. Harga Bitcoin melesat dari US$ 74.589 hingga US$ 82.942, peningkatan lebih dari 8 persen. Lonjakan ini membuat trader yang melakukan strategi short (bertaruh harga turun) babak belur. Sebesar US$ 225 juta dari total likuidasi berasal dari BTC, dengan kerugian short mencapai US$ 137 juta, sementara posisi long (bertaruh harga naik) hanya meraup US$ 87,77 juta. Ethereum juga terkena imbas dengan likuidasi US$ 161,71 juta, mayoritas dari posisi short. XRP juga mengalami likuidasi, namun dalam skala yang lebih kecil.

Apa penyebab lonjakan mendadak ini? Ketegangan geopolitik menjadi faktor kunci. Meskipun awal perdagangan menunjukkan tren bearish akibat konflik dagang AS-Tiongkok, pengumuman Presiden Donald Trump tentang penundaan tarif selama 90 hari untuk 75 negara yang bersedia bernegosiasi, memicu rebound harga Bitcoin. Namun, ancaman tarif 125 persen sepihak Trump terhadap Tiongkok masih menimbulkan ketidakpastian yang berpotensi mengguncang pasar aset berisiko.
Optimisme masih bergelora di pasar. Harga Bitcoin yang sejak awal April tak pernah jatuh di bawah US$ 74.000, memicu prediksi bullish. Beberapa analis bahkan memprediksi potensi reli lanjutan dan mempertahankan target harga US$ 1 juta untuk Bitcoin.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan informatif dan bukan nasihat investasi. Investasi kripto berisiko tinggi. Lakukan riset sebelum berinvestasi.