KabarTifa- Pasar altcoin tengah mengalami penurunan drastis, banyak aset kripto menunjukkan kinerja yang merah menyala. Namun, analis asal Belanda, Michael van de Poppe, melihatnya berbeda. Ia berpendapat kondisi ini justru mirip fase akumulasi sebelum ledakan bullish berikutnya, seperti yang pernah terjadi di akhir 2019 dan 2016. Menurut Poppe, "Saya rasa kita berada di fase seperti akhir 2019. Perlambatan ini tidak akan berlangsung lama. Justru ini bisa menjadi peluang," ujarnya.
Kepercayaan Poppe didasari pada indikator makro dan historis. Ia mengamati volume perdagangan beberapa altcoin menunjukkan pola akumulasi, meskipun harga masih turun. Ini mengindikasikan kemungkinan aksi beli besar-besaran dari investor ‘whale’. Meskipun Ethereum mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, sentimen terhadap altcoin masih lemah. Banyak altcoin belum ikut naik karena beberapa faktor, antara lain masih rendahnya adopsi, kurangnya inovasi, dan sentimen pasar yang masih negatif.

"Yang kita butuhkan sekarang hanyalah dorongan baru dari Ethereum, dan itu kemungkinan besar terjadi setelah Bitcoin memantul dari kisaran US$ 106.000," tambah Poppe. Ia menyimpulkan bahwa pasar mungkin berada di ujung fase akumulasi terakhir. Jika Ethereum kembali naik dan Bitcoin mengalami reli baru, altcoin berpotensi meroket. Sejarah menunjukkan, reli altcoin setelah periode stagnasi bisa menghasilkan kenaikan harga 5x-10x untuk proyek berkualitas.
Poppe bahkan mengunggah cuitan di akun Twitternya (@CryptoMichNL) tanggal 21 Juni 2025, yang menunjukan kekhawatirannya terhadap pasar altcoin yang terus mengalami penurunan tanpa tanda pembalikan. Ia mempertanyakan apakah pasar altcoin sudah mati.
Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website kabartifa.id bertujuan informatif. Artikel di kabartifa.id bukan nasihat investasi atau saran trading. Sebelum berinvestasi pada mata uang kripto, lakukan riset menyeluruh karena kripto aset volatil dan berisiko tinggi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
