KabarTifa- Harga Pi Network (PI) mengalami penurunan sebesar 4,15% dalam 24 jam terakhir, mencapai level $0,255. Penurunan ini terjadi di tengah koreksi pasar kripto yang lebih luas, yang turun sekitar -1,7%. Beberapa faktor utama menjadi penyebab tekanan jual terhadap PI.
Koreksi pasar kripto secara umum, dipicu oleh respons "sell-the-news" terhadap pemotongan suku bunga acuan Federal Reserve sebesar 25 basis poin pada 29 Oktober 2025, turut menyeret harga PI. Bitcoin, sebagai pemimpin pasar, terkoreksi 3% ke US$ 111.700, yang kemudian berdampak pada altcoin lainnya. Sentimen kehati-hatian investor global juga tercermin dalam Indeks Fear & Greed Crypto yang turun ke level 34 (Extreme Fear), menunjukkan kekhawatiran yang meningkat terhadap risiko.

Aksi ambil untung pasca reli juga menjadi faktor pendorong penurunan harga PI. Sebelumnya, PI sempat naik 27% dalam sepekan terakhir berkat kabar pembaruan protokol KYC dan kompatibilitas ISO 20022. Namun, token ini kemudian tertahan di area resistansi $0,28-$0,29, yang telah menjadi penghalang sejak September. Kondisi teknikal juga menunjukkan RSI 14-hari yang turun ke kisaran 62,6 dari kondisi overbought, menandakan peluang koreksi yang sehat. Data derivatif juga menunjukkan likuidasi posisi long yang naik 128%, sementara funding rate positif (+0,0055%) mengindikasikan euforia pasar yang berlebihan sebelum koreksi terjadi.
Faktor lain yang membebani harga PI adalah jadwal pembukaan kunci (unlock) token besar. Pada 4 November mendatang, sebanyak 19,2 juta PI (senilai sekitar $4,9 juta) akan beredar di pasar. Ini adalah bagian dari rencana rilis 268 juta PI selama Juli 2025. Peningkatan pasokan sirkulasi Pi sebesar 3,36% bulan ini menambah tekanan inflasi terhadap harga. Dengan likuiditas harian hanya sekitar $100 juta, tambahan pasokan baru ini dapat memperparah tekanan jual di bursa.
Analis dari kabartifa.id menilai, selama pasokan terus bertambah dan permintaan stagnan, peluang pemulihan cepat masih terbatas. Penurunan Pi Network (PI) sebesar 4,15% dalam sehari mencerminkan kombinasi dari sentimen makro yang hati-hati, tekanan teknikal jangka pendek, dan faktor inflasi akibat unlock token. Meskipun proyek ini memiliki potensi jangka panjang berkat pembaruan v23 Testnet dan integrasi ISO 20022, risiko jangka pendek masih condong ke sisi negatif.
