KabarTifa- Seorang analis kripto bernama CrediBULL, melalui unggahannya di platform X pada 19 April, memprediksi XRP telah mencapai titik terendah lokal di kisaran US$ 1,60. Prediksi ini didasarkan pada analisis perbedaan pergerakan harga XRP dengan indikator volume Cumulative Volume Delta (CVD). Biasanya, penurunan CVD mengindikasikan aksi jual masif dan penurunan harga. Namun, kali ini berbeda. Meskipun tekanan jual masih ada, harga XRP justru naik, sebuah fenomena yang disebut spot absorption, menandakan adanya penyerapan aksi jual oleh pembeli besar, kemungkinan investor institusi.
CrediBULL melihat ini sebagai sinyal berakhirnya fase koreksi dan awal pergerakan naik. Namun, ia mengingatkan bahwa kondisi ini belum sepenuhnya kokoh, dan penurunan tajam Bitcoin berpotensi menghambat kenaikan XRP.

Analis lain, Dark Defender, juga optimis. Dalam unggahannya di bulan April, ia menyebut XRP berada di akhir fase konsolidasi, mendekati garis tren resisten di kisaran US$ 2,22 hingga US$ 2,30. Penembusan garis ini diprediksi akan memicu pergerakan naik yang signifikan, dengan target harga selanjutnya di US$ 3,75 hingga US$ 5,85. Level support utama berada di US$ 1,88 dan US$ 1,63.
Saat artikel ini ditulis, harga XRP berada di US$ 2,08, naik tipis 0,3 persen dalam 24 jam terakhir dan 0,6 persen dalam seminggu. Secara teknikal, XRP masih di bawah rata-rata pergerakan 50 hari (US$ 2,26), tetapi di atas rata-rata 200 hari (US$ 1,89), menunjukkan tren jangka panjang positif meskipun ada hambatan jangka pendek. Indeks RSI 14-hari berada di 47,90, mendekati zona netral, menunjukkan XRP belum jenuh beli atau jenuh jual. Meningkatnya aktivitas whale juga menarik perhatian, dan banyak yang mengaitkannya dengan potensi persetujuan ETF XRP berbasis spot oleh regulator.
Disclaimer: Semua konten di kabartifa.id bersifat informatif dan bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi dan volatil. Lakukan riset sebelum berinvestasi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.