KabarTifa- Analisis terbaru dari Glassnode mengungkap fakta mengejutkan terkait masa depan Bitcoin (BTC). Menurut platform analitik blockchain terkemuka ini, masa depan bullish Bitcoin bergantung pada satu area support krusial: antara US$ 93.000 hingga US$ 100.000. Ketahanan harga di level ini, menurut Glassnode, akan menentukan kelanjutan tren kenaikan harga. Analisis ini didasarkan pada Coast Basis Distribution (CBD), sebuah metrik yang mengukur akumulasi dan distribusi Bitcoin di berbagai rentang harga. Zona dengan konsentrasi pasokan padat biasanya bertindak sebagai support atau resistensi alami.
Data Glassnode menunjukkan bahwa rentang US$ 93.000 – US$ 100.000 merupakan garis pertahanan terakhir dalam siklus pasar saat ini. Jika Bitcoin mampu bertahan di atas level ini, struktur bullish akan tetap utuh, demikian laporan dailyhodl.com. Namun, jebolnya support ini berpotensi memicu koreksi yang lebih dalam, karena investor yang membeli di kisaran tersebut mungkin akan melakukan aksi jual untuk meminimalisir kerugian.

Ironisnya, meskipun Bitcoin mencetak rekor tertinggi baru di bulan Mei, hal tersebut tidak dibarengi dengan lonjakan volume perdagangan spot. Volume yang tercatat bahkan lebih rendah dibandingkan fase awal bull run tahun ini, mengindikasikan kurangnya antusiasme investor baru dan lemahnya aliran modal.
Saat ini, Glassnode mencatat penurunan profitabilitas jaringan dan aktivitas on-chain. Pasar tampaknya memasuki fase konsolidasi dengan volatilitas yang menurun dan partisipasi investor yang melemah. Ini menunjukkan Bitcoin sedang mencerna kenaikan harga sebelumnya dan menunggu katalis baru untuk memicu pergerakan signifikan selanjutnya.
Tanpa peningkatan signifikan dalam profitabilitas dan aktivitas jaringan, peluang untuk menembus rekor harga baru masih terbatas. Namun, selama Bitcoin mampu bertahan di atas US$ 93.000 – US$ 100.000, peluang bull market masih terbuka lebar.
Sementara itu, menurut data Coingecko, Bitcoin kembali diperdagangkan di kisaran US$ 107.000 setelah reli signifikan di awal pekan. Kenaikan ini terjadi setelah pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Iran oleh Presiden Donald Trump, yang mengurangi ketegangan geopolitik dan meningkatkan sentimen risiko di pasar global. Aksi beli mendorong BTC menembus US$ 105.000 dan ditutup di US$ 105.442.
Meskipun reli saat ini mengalami jeda, banyak analis yakin Bitcoin berada di ambang breakout bullish berikutnya. Salah satu faktor pendukung utama adalah pelemahan signifikan Indeks Dolar Amerika (DXY), yang turun 12% sepanjang tahun ini. Morgan Stanley bahkan memperkirakan penurunan lebih lanjut hingga 9%.
Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di kabartifa.id bertujuan informatif. Artikel di kabartifa.id bukan nasihat investasi atau saran trading. Sebelum berinvestasi dalam mata uang kripto, lakukan riset menyeluruh karena kripto merupakan aset volatil dan berisiko tinggi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
