KabarTifa- Bitcoin (BTC) kembali menukik tajam, menembus level US$103.000 setelah gagal mempertahankan posisi di atas US$106.500. Pergerakan ini langsung menyita perhatian para trader, mengingat zona tersebut merupakan titik likuiditas penting. Namun, analis kripto kenamaan, Michael van de Poppe, justru menilai situasi ini masih sehat dalam konteks tren kenaikan jangka menengah.
Poppe menjelaskan, kegagalan Bitcoin mempertahankan level US$106.500 memicu likuidasi besar-besaran hingga ke US$103.000. "Setelah penurunan seperti ini, seharusnya level support sebelumnya kembali berfungsi sebagai support. Namun, di sini terjadi penolakan, yang memperkuat momentum penurunan," ungkap Poppe melalui akun Twitternya.

Analis tersebut memproyeksikan dua skenario: pertama, jika Bitcoin berhasil membentuk support kuat di sekitar US$103.000, ini bisa menjadi peluang "buy the dip". Kedua, jika tekanan jual berlanjut dan BTC gagal bertahan di US$103.000, pasar kemungkinan akan menuju likuiditas di bawah US$100.000, membuka peluang beli di level psikologis tersebut.
Poppe menegaskan bahwa koreksi ini masih wajar dalam konteks pasar bullish. "Ini hanya koreksi standar dalam tren naik. Tidak ada alasan untuk panik. Bull market belum berakhir," tegasnya. Hal ini diperkuat oleh data teknikal dari blockchain.news yang menunjukkan RSI masih netral di angka 48, sedikit di atas wilayah jenuh jual. Artinya, potensi penurunan masih ada, namun tidak ekstrem.
Data on-chain dari Glassnode justru menunjukkan sinyal positif. Volume transaksi harian Bitcoin mencapai 350.000 pada 14 Juni, naik 10 persen dari hari sebelumnya. Ini mengindikasikan aktivitas pasar tetap tinggi meskipun harga bergerak sideways.
Disclaimer: Semua informasi di kabartifa.id bertujuan informatif. Artikel ini bukanlah nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi dan volatil. Lakukan riset menyeluruh sebelum berinvestasi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
Editor: BobonSyah
