KabarTifa- Keputusan suku bunga acuan Amerika Serikat (The Fed) dini hari tadi sukses mengguncang pasar keuangan global, termasuk dunia kripto. Bukan hanya angka suku bunga yang jadi sorotan, pernyataan Jerome Powell dan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) juga turut memicu optimisme pelaku pasar. Kebijakan Bank Sentral Jepang (BoJ) yang mempertahankan suku bunga stabil semakin memperkuat sentimen positif ini, terutama bagi strategi carry trade. Bagaimana interaksi kebijakan The Fed dan BoJ ini mempengaruhi Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan? Simak ulasannya berikut ini.
The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,5%, sama seperti bulan sebelumnya. Keputusan ini menenangkan pasar, karena kenaikan suku bunga lebih lanjut bisa menekan aset berisiko, termasuk kripto. Namun, proyeksi jangka panjang kebijakan moneter jauh lebih menarik. The Fed mengindikasikan penurunan bertahap suku bunga hingga mencapai 3% pada 2027, sebagai target akhir untuk inflasi 2%. Penurunan suku bunga ini berimplikasi besar; biaya pinjaman lebih murah, likuiditas meningkat, dan kebijakan moneter lebih longgar, mendorong investasi pada aset berisiko seperti Bitcoin. Pelaku pasar pun mulai bersiap untuk fase ekspansi baru.

Meski proyeksi jangka panjang terlihat positif, investor tetap perlu waspada. Perkembangan inflasi, kondisi ekonomi global, dan kebijakan perdagangan AS masih bisa mengubah arah kebijakan The Fed. FOMC juga mengumumkan perlambatan quantitative tightening (pengurangan jumlah uang beredar). Batas bulanan pelepasan surat utang negara diturunkan dari $25 miliar menjadi $5 miliar. Langkah ini, meski masih dalam kerangka pengetatan, menunjukkan The Fed lebih berhati-hati dalam menarik likuiditas, menguntungkan aset berisiko seperti Bitcoin.
Di sisi lain, Jerome Powell mengingatkan bahwa inflasi masih terkendali, namun faktor eksternal seperti kebijakan tarif era Trump bisa menambah tantangan bagi ekonomi AS. Kenaikan ketegangan perdagangan berpotensi meningkatkan volatilitas pasar, mempengaruhi pergerakan Bitcoin jangka pendek. Berbeda dengan The Fed, BoJ mempertahankan kebijakan moneternya tanpa perubahan. Suku bunga tetap rendah, sehingga strategi carry trade tetap berjalan lancar. Hal ini menghindari tekanan jual pada Bitcoin dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi pasar kripto.
Setelah pengumuman The Fed dan BoJ, Bitcoin menunjukkan pemulihan dan mencoba menembus harga $86.000. Indikator RSI menunjukkan peningkatan tekanan beli, mengindikasikan potensi kenaikan lebih lanjut hingga $95.000. Namun, ketidakpastian tetap ada. Kebijakan tarif era Trump dan potensi data inflasi AS yang tak sesuai ekspektasi bisa memicu volatilitas. Investor disarankan berhati-hati dan tidak terburu-buru.
Kesimpulannya, meski sentimen pasar positif, volatilitas tetap menjadi ancaman. Bitcoin menunjukkan pergerakan kuat, tetapi risiko koreksi tetap ada. Investor harus waspada terhadap perubahan kebijakan global dan mengelola risiko dengan strategi matang, seperti menetapkan batas kerugian.
Disclaimer: Semua konten di kabartifa.id bertujuan informatif. Artikel ini bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.