KabarTifa- Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel kembali memanaskan pasar global. Serangan udara Israel ke pusat komando Pasukan Quds Iran di Teheran memicu kekhawatiran investor dan berdampak signifikan terhadap aset berisiko, termasuk Bitcoin. Harga Bitcoin yang sempat mendekati $112.000 kini terkoreksi dan tertahan di sekitar $105.000. Ketidakpastian akibat eskalasi konflik membuat pelaku pasar enggan mengambil risiko besar.
Konflik Iran-Israel yang semakin intensif menjadi sorotan utama pekan ini. Serangan Israel diklaim sebagai respons terhadap ancaman langsung dari Iran dan kelompok proksinya. Pasukan Quds, unit elit Garda Revolusi Iran (IRGC) yang bertanggung jawab atas operasi luar negeri, termasuk koordinasi dengan Hamas dan Hezbollah, menjadi target utama. Tragedi ini bahkan menewaskan komandan IRGC, Hossein Salami, yang kemudian digantikan oleh Jenderal Ahmed Vahidi. Serangan ini dianggap sebagai pukulan telak bagi struktur komando militer Iran.

Dampaknya langsung terasa di pasar global. Indeks saham cenderung stagnan, harga minyak merangkak naik mendekati $74 per barel, dan pasar kripto mengalami volatilitas tinggi. Bitcoin, sebagai aset digital utama, tak luput dari imbas sentimen negatif ini. Meskipun tidak secara langsung terkait konflik, pasar kripto tetap sensitif terhadap sentimen global, terutama potensi perluasan perang.
Analisis harga Bitcoin di awal pekan menunjukkan pola konsolidasi yang ketat di kisaran $106.000. Upaya menembus resistensi terhambat oleh tekanan jual yang tinggi akibat eskalasi konflik dan ketidakpastian pasar. Secara teknikal, konsolidasi kuat terjadi antara $109.000 dan $100.000, batas yang bertahan selama sekitar satu bulan terakhir. Selama tidak ada perkembangan signifikan dari perang dan pasar tidak bereaksi berlebihan, konsolidasi berpotensi menjaga Bitcoin di atas $106.000.
Namun, jika konflik meluas dan melibatkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, atau China, Bitcoin berpotensi mengalami penurunan signifikan. Batas bawah kuat berada di $100.000. Penembusan batas ini bisa menghancurkan harapan bull market. Data pasar derivatif memperkuat kekhawatiran ini. Skew pada opsi Bitcoin condong ke put option, menunjukkan antisipasi koreksi lebih lanjut. Premi put option bahkan naik 5 poin dibanding call option, menunjukkan permintaan perlindungan terhadap penurunan harga lebih tinggi daripada harapan kenaikan.
Meskipun demikian, tekanan jual masih terbatas berkat dukungan pembelian institusional. Likuidasi posisi panjang memang besar, lebih dari $1 miliar dalam 24 jam terakhir, namun volume perdagangan spot tetap stabil. Open interest di pasar derivatif juga naik tipis 0,18%, mencerminkan konsolidasi posisi para trader. Indeks "Crypto Fear & Greed" masih di zona "Greed", menunjukkan pasar belum sepenuhnya panik. Namun, jika konflik meluas, Bitcoin berpotensi menembus $102.000 dan mempercepat koreksi ke area $98.000.
Kesimpulannya, ketegangan geopolitik Iran-Israel menjadi katalis utama pergerakan pasar, termasuk Bitcoin. Meskipun Bitcoin menunjukkan ketahanan di atas $102.000, potensi koreksi tetap ada jika ketidakpastian berlanjut. Investor disarankan berhati-hati dan tidak terburu-buru mengambil posisi. Selama konflik berlangsung, pasar kripto akan tetap sensitif terhadap berita utama. Breakout atau breakdown dari pola saat ini akan menentukan arah Bitcoin selanjutnya.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan informatif dan bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi. Lakukan riset sebelum berinvestasi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
