KabarTifa- Harga Ethereum (ETH) tengah berada di titik kritis. Setelah gagal mempertahankan posisi di kisaran US$ 2.196 hingga US$ 3.904, ETH terjun bebas ke zona permintaan historis – area yang sebelumnya menjadi pendorong kenaikan harga. Analisis dari pakar kripto Rekt Capital di platform X menunjukkan zona berwarna biru muda di grafik sebagai wilayah pemulihan ETH pada pertengahan 2023. Namun, situasinya kini berbeda. ETH sempat menyentuh bagian atas zona ini, tetapi langsung tertolak, mengubah area tersebut menjadi resistensi.
Perhatian kini tertuju pada batas bawah zona biru muda. ETH sempat menembusnya, tetapi berusaha bertahan di sekitar US$ 1.650. Jika berhasil mempertahankan level ini, ada potensi pengulangan pola kenaikan seperti tahun lalu. Namun, kegagalan mempertahankan harga tersebut bisa mengakibatkan penurunan lebih dalam, bahkan hingga US$ 1.200.

Situasi semakin mencemaskan dengan dominasi Ethereum di pasar kripto yang berada di titik terendah sepanjang sejarah. Rekt Capital mencatat dominasi ETH hanya sekitar 7,4 persen, level terendah sejak awal 2019. Grafik di TradingView menunjukkan penurunan tajam ETH sepanjang 2024 hingga awal 2025, dengan dominasi ETH berada di zona hijau yang dianggap sebagai support penting. Kehilangan support ini berpotensi mencetak rekor terendah baru.
Penurunan dominasi ETH mengindikasikan pergeseran minat investor, mungkin ke Bitcoin, altcoin lain, stablecoin, atau aset non-kripto. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidakpastian pasar atau perubahan strategi investasi.
Disclaimer: Semua konten di kabartifa.id bertujuan informatif. Artikel ini bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi dan volatil. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.