M2: Rahasia di Balik Naik-Turunnya Harga Kripto?

KabarTifa- Di tengah gejolak pasar keuangan global, memahami indikator ekonomi menjadi krusial, terutama bagi investor aset digital. Salah satu indikator kunci yang sering luput dari

admin

M2: Rahasia di Balik Naik-Turunnya Harga Kripto?

KabarTifa- Di tengah gejolak pasar keuangan global, memahami indikator ekonomi menjadi krusial, terutama bagi investor aset digital. Salah satu indikator kunci yang sering luput dari perhatian adalah M2, ukuran jumlah uang yang beredar di masyarakat. M2 tak sekadar uang tunai, melainkan mencakup saldo rekening giro, tabungan, reksa dana pasar uang, dan deposito berjangka kecil (di bawah US$ 100.000). Intinya, M2 mencerminkan daya beli dan potensi investasi yang ada di tangan masyarakat.

Kenaikan M2 umumnya mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Lebih banyak uang beredar berarti peningkatan aktivitas belanja dan investasi. Sebaliknya, stagnasi atau penurunan M2 bisa menjadi sinyal perlambatan ekonomi, bahkan resesi. Lembaga keuangan seperti The Fed pun memantau pergerakan M2 dengan saksama, memperhatikan setiap komponennya, dari uang tunai hingga instrumen investasi jangka pendek yang likuid.

M2: Rahasia di Balik Naik-Turunnya Harga Kripto?
Gambar Istimewa : cryptoharian.com

Lalu, apa hubungannya M2 dengan pasar kripto? Ketika M2 meningkat, khususnya saat suku bunga rendah, investor cenderung mencari aset dengan potensi imbal hasil lebih tinggi. Kripto seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) pun kerap menjadi tujuan investasi, menarik aliran dana besar. Contohnya, selama pandemi Covid-19, stimulus pemerintah dan suku bunga rendah memicu lonjakan harga Bitcoin dari bawah US$ 10.000 ke atas US$ 60.000. Altcoin seperti Solana (SOL) dan Ethereum (ETH) juga mengalami kenaikan signifikan.

Namun, cerita berbalik ketika M2 menyusut. Kebijakan moneter yang ketat dan kenaikan suku bunga membuat uang di pasar berkurang. Investor cenderung menghindari risiko, sehingga harga kripto ikut tertekan.

Beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan M2 antara lain kebijakan moneter pemerintah, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, dan kepercayaan konsumen.

M2 juga punya dampak signifikan terhadap inflasi. Peningkatan M2 yang signifikan, jika tak diimbangi peningkatan produksi barang dan jasa, akan mendorong inflasi. Sebaliknya, penurunan M2 dapat mengurangi tekanan inflasi, tetapi penurunan yang terlalu tajam bisa memperlambat ekonomi dan memicu resesi.

Baca Juga:  Bitcoin Anjlok? Data NFP AS Bakal Tentukan Nasibnya!

Disclaimer: Artikel ini bertujuan informatif dan bukan sebagai saran investasi atau ajakan trading. Investasi kripto berisiko tinggi dan volatil. Lakukan riset menyeluruh sebelum berinvestasi. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang Anda alami.

Ikuti Kami di Google News

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer