KabarTifa- XRP kembali tertekan. Dalam sepekan terakhir, harga aset digital ini merosot dari US$ 2,35 ke US$ 2,15, bahkan sempat menyentuh US$ 2,11 pada 31 Mei sebelum sedikit pulih ke US$ 2,17. Meski belum mengubah tren jangka panjang secara signifikan, analis terpecah menjadi dua kubu: pesimis jangka pendek dan optimis jangka menengah.
Ripple Van Winkle, peneliti kripto, menilai grafik XRP "sangat buruk" dan memperingatkan potensi penurunan di bawah US$ 2 tanpa katalis kuat. Ia menyebut pasar kekurangan momentum dan sentimennya "sangat buruk," mengharapkan gelombang bullish yang sehat, bukan lonjakan besar yang tak berkelanjutan. Menurutnya, persetujuan ETF XRP bisa menjadi penyelamat, namun altcoin mungkin tetap tertahan meski Bitcoin menuju US$ 120.000. Ia menyarankan trader untuk ekstra hati-hati, sementara holder jangka panjang tak perlu panik berlebihan.

Berbeda dengan Van Winkle, Remi Relief melihat Juni dan Juli sebagai momen penting bagi XRP. Ia menyebut beberapa katalis yang akan memicu lonjakan harga, memperkuat analisisnya dengan data teknikal seperti pola Fibonacci dan perilaku harga historis. Ia memprediksi perpaduan katalis teknikal dan institusional dapat menciptakan pergerakan harga besar. Remi juga mengingatkan, jika ETF XRP rilis, alokasi XRP per unit ETF dapat menyerap likuiditas pasar OTC dan ritel secara signifikan, menciptakan "supply shock" karena pasokan XRP terbatas.
Martin Hiesboeck dari Uphold mengamini pentingnya bulan Juni bagi XRP, menyoroti beberapa event berpengaruh.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan informatif dan bukan nasihat investasi atau saran trading. Investasi kripto berisiko tinggi dan volatil. kabartifa.id tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan Anda.
